Sunday, 31 March 2013

The Power of Narcissism

Judul postingan ini terdengar aneh ? ... Mungkin.

Maksudnya ... mungkin iya, mungkin juga tidak. Coba tanyakan saja pada pelakunya mungkin itu adalah diri kita sendiri, kawan kita, tetangga kita atau siapapun itu. Adakah sisi positif atau hal yang berguna dari narcissism? Paling tidak sebagai justifikasi awal judul postingan ini, ada-lah orang yang mengatakan 'ga narsis, ga eksis' ... hehehe.

Kalo kita tengok lebih dekat, nampaknya sikap narsis ini sebagaimana banyak hal pada umumnya memiliki dua sisi, positif dan negatif. Tinggal bagaimana ia digunakan dan diarahkan. Bahkan boleh jadi ada potensi besar dibalik sikap yang seringkali mendapat penilaian miring dari publik ini. Lalu dimana potensi itu sebenarnya?

Friday, 9 December 2011

Bukan sebuah Kegagalan ...

Ini bukan sedang mencoba melukis peta dunia, tidak juga sedang menggambar spiral lorong waktu atau semisalnya ... hanya sebuah simulasi dengan kesalahan men-setting beberapa parameter. Sebuah gambar yang  semestinya indah dan teratur, meski mungkin terlihat 'sederhana' ... berubah menjadi demikian abstrak, nampak rumit dan mungkin 'artistik' ... namun sesungguhnya useless. Tak terbayang apa yang terjadi dengan alam semesta ini ketika ada satu bagian kecil saja yang salah setting. Pun demikian halnya tidak semua yang nampak 'artistik', 'nyeni' itu benar-benar berguna ...!!!


Bagian dari proses belajar ... bukan sebuah kegagalan, hanya bagian dari jalan yang harus dilalui untuk sampai pada keberhasilan. 

Wednesday, 16 November 2011

Membaca kembali "Pesan Cinta" ...

Pagi ini sebuah kenangan lama atau lebih tepatnya kesadaran lama kembali hadir ketika memulai membaca ayat-ayat cinta yang dikirimkan Dia, Sang Maha Pengasih. Pengalaman sembilan tahun lalu kembali hadir, di pagi itu persis ayat yang sama menemaniku memulai salah satu hari bersejarah dalam hidupku. Ya di hari itu, akhirnya aku akan berangkat melanjutkan studi di salah satu kampus terbesar di negeriku, sebuah kampus yang tidak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku bahwa kelak akan menjadi salah satu almamaterku, IPB - Bogor. Sepenggal pesan singkat penuh makna di pagi itu lebih dari cukup untukku, bahkan jauh melebihi beberapa ratus ribu uang saku yang kubawa meski kala itupun tidak terbayang berapa lama bisa bertahan dengan uang itu, dan bagaimana selanjutnya ketika uang itu tinggal menyisakan rupiah terakhirnya. Pesan itu adalah:

“Dan tidaklah ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang member rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (Hud [11:6])

Tuesday, 31 May 2011

Tukar Guling Meja ... (baca: Belajar Memahami Orang Jepang)

Semestinya postingan ini sy posting beberapa bulan lalu, namun karena ndak kelar-kelar juga jadi tertunda dan hari ini nampaknya berasa kadaluarsa. Tapi tak apalah .. hehehe

Awal April lalu, suasana baru menghiasi waktu-waktu yang saya habiskan di lab. Yup setelah acara ruislag aka tukar guling meja, demi alasan meningkatkan efisiensi komunikasi antar anggota dalam satu research project, saya mendapat kesempatan menemukan suasana baru. Dari tempat baru ini saya bisa leluasa melepas suntuk dengan sejenak memandang ruang bebas disana, dari balik jendela yang persis ada di samping saya. Terlebih hari-hari ini, di saat kuncup-kuncup bunga sakura mulai bermekaran. Meski hanya ada sebatang pohon di taman yang berada persis di tengah-tengah gedung ini, namun kehadirannya berasa demikian indah. Benar-benar berasa sedang berada di negeri Sakura ... =P. Bisa dikatakan sedikit 'kemajuan' dan semoga suasana baru ini menghadirkan semangat baru agar semakin produktif dan bisa segera mengejar progress sehingga bisa mencapai target 'setoran', terlebih dengan 'tantangan' baru dari group lain yang selama ini sy rasakan sedikit menutup diri dari keterlibatan saya di group mereka ... ganbatte ne!


Selain suasana baru ini, ada hal lain yang saya dapat dari acara tukar guling ini. Setidaknya ada 2 hal yang menjadi catatan saya :

Belajar mengenal orang jepang 

Orang Jepang telah lama dikenal sebagai bangsa yang tangguh, terbukti dari kemampuannya untuk bangkit setelah kekalahan telak dari sekutu pada perang dunia kedua, yang ditandai dengan porak-poranda-nya Hiroshima dan Nagasaki. Kini Jepang telah menjelma menjadi kekuatan ekonomi dan teknologi yang amat diperhitungkan di dunia. Terakhir Jepang kembali menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi treble bencana yang melanda negeri sakura tersebut, gempa dahsyat dengan skala 9.0 SR, Tsunami besar setinggi 16 meter, dan krisis nuklir yang sampai kini masih berlangsung dan semua pihak terus berjibaku untuk menyelesaikannya. Bencana ini jelas akan mengganggu kondisi Jepang namun mereka telah menunjukkan seberapa tangguh mereka, nyaris tidak ada chaos selama kejadian bencana, dalam kondisi kritis pun mereka masih menjaga nilai-nilai yang merka junjung tinggi ... disiplin, kepercayaan dan ketaatan pada pemimpin, tenang dan bertindak dengan terencana, dan tahu bagaimana menempatkan skala prioritas.

Tidak selalu "bermain" itu menyenangkan

"Main-Main" ...

Sepenggal kata majemuk ini masih demikian membekas. Beberapa bulan lalu kata ini menghadirkan sebuah masalah besar yang tak pernah saya duga. Sebuah masalah yang mungkin belum selesai hingga hari ini. Kata ini telah memancing ego seorang Professor yang sangat saya hormati, hingga berbuah 'murka' yang demikian nyata terasa. Semuanya terjadi tanpa sebuah kesengajaan tentunya. Namun semuanya telah terjadi dan nampaknya sulit untuk menghapus peristiwa itu dari ingatan kami. Berusaha memperbaiki, ya mungkin itu saja yang terpikir saat ini dan hanya itu yang bisa saya lakukan, membuktikan bahwa saya pun tidak 'main-main'.

Demikian halnya pagi ini ... saya pun kembali belajar. Bahwa tanpa kita sadari, kita sering terlibat dalam sebuah 'permainan'. Saya pun, semenjak kasus beberapa bulan lalu itu, sudah enggan untuk menggunakan istilah main-main atau melibatkan diri dalam 'permainan', dalam bentuk apapun itu (klo main bulu tangkis, sepedahan atau kluyuran ndak masuk pembahasan ya). Terlalu banyak hal tak terduga,  terlalu banyak resiko di sana ... terlebih lagi ketika 'hati' terlibat di sana ... sumimasen deshita. [ZA]