Thursday 3 February 2011

Sebelum Menulis ... Mulailah dengan Membaca

Menulis ... bisa dikatakan pekerjaan yang susah-susah gampang. Susah ... bisa dibilang begitu, bagi sebagian kita yang suka jalan-jalan ke toko buku, coba tengok berapa judul buku baru yang ditulis di tanah air  dalam 1 bulan, bisa dipastikan jumlahnya sangat minim jika kita melihat penduduk negeri kita yang sudah hampir 250 juta jiwa; atau coba kita tanya orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan, riset, bagaimana sulitnya mempublish 1 buah paper di jurnal internasional. Gampang ... bisa juga dibilang begitu, klo kita ditanya bisa tidak menulis, tentu demi rasa hormat kita pada guru TK atau SD kita yang sudah mendidik dengan baik, kita pasti akan mengatakan bisa lah ... atau ada yang ngeyel  bersikukuh ndak bisa nulis ... hehehhe.

Salah satu kendala yang seringkali menjadi penyebab utama kegiatan menulis menjadi demikian susah, adalah ketidak-tahuan kita tentang apa yang akan kita tulis, ndak ada ide; dan penyebab utama ketidak-tahuan itu tidak lain dan tidak bukan adalah kurangnya kita mengakses informasi. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penulis yang baik dan produktif tentu harus punya bekal yang cukup ... terutama ide dan informasi. Salah satu aktivitas yang bisa memberikan bekal yang cukup untuk itu adalah membaca. Dengan membaca maka semakin banyak maklumat/informasi yang masuk dalam otak kita, sehingga kita bisa memadu padankannya menjadi sebuah pemahaman tertentu atau memicu munculnya ide-ide baru. Tentu akan sangat baik jika aktivitas ini menjadi salah satu kebiasaan kita, menjadi sebuah habit. Kan tentunya kita tidak mau disebut orang sebagai 'PKI' (baca: Pemuda Kurang Informasi). So, klo ada orang bilang 'ikatlah ilmu dengan menuliskannya' .... maka benar pula jika kita katakan "Sebalum menulis ... mulailah dengan membaca".[ZA]

2 comments:

  1. Nulis apaan dulu, Slam? Kalau nulis diary ya ga butuh baca dulu, butuhnya experiencing something ahead. Xixixi.

    *kok aku jadi makin malas baca ya Y-Y*

    ReplyDelete
  2. hehehe ... nampaknya pengalaman mengalami sesuatu ('experiencing something') itu bisa dimaknai sebagai 'membaca' ... setidaknya ada kesamaanlah ... menangkap sesuatu simbol atau peristiwa ... lalu mencoba merangkainya dengan informasi yg kita punya dan menghasilkan sebuah pemahaman/sebuah ide/ sesuatu ... yang selanjutnya bisa dituliskan. Maksa banget ya ... itu mah 'berpikir' bukan 'membaca' =P Tp sy kira se membaca itu justru bagian upaya kita utk 'experiencing something' tadi ... karena berbagai keterbatasan kita ndak mungkin kita mengalami semua peristiwa kan, so kita berupaya mendapatkan 'experience' orang lain dengan membaca itu ... hmmm ... ya kayaknya begitu.

    ReplyDelete